Kamu boleh sibuk bekerja
Kamu juga boleh terlena dengan duniamu
Silahkan..........
Q ga'pernah keberatan dengan semua itu
Tapi bukan berarti sama sekali menghilangkan komunikasi
Sesibuk-sibuknya orang ga'ada yang 24 atau 48 jam kerja tanpa berhenti
Pasti ada break walaupun cuma 15 menit waktu di beri
Begitu tak sempatkah kamu
Padahal untuk ketik sms kamu cuma perlu waktu ga lebih dari 1 menit
Kamu harus ingat bahwa kamu punya aku
Q rindu kamu yang dulu
Kamu yang selalu mampu memecah keheningan
Dengan canda dan senyum kecilmu
Q ga' berharap setiap hari ketemu kamu
Q ga' minta setiap saat kamu nelfon dan sms aku
Q bukan tidak bisa mengerti
Tapi q mau kamu peduli
Walaupun hanya untuk satu kata "ummi...."
****"Green Ring"****
Selasa, 17 Desember 2013
Esensi, Metode dan Signifikansi Materi Pendidikan Akidah Akhlak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah dan akhlak dalam ajaran islam
merupakan pangkal utama dalam menumbuhkan keyakinan manusia kepada Tuahnnya dan
mengatur tata kehidupan di dunia, serta sebagai bekal di akhirat kelak. Dalam
pembelajaran pada tingkat sekolah, aqidah akhlak merupakan dasar
pengetahuan kognitif yang sarat dengan pembentukan dan pengembangan kearah
afeksi siswa. Dalam hal ini siswa tidak dijejali pengetahuan belaka, tetapi
bagaimana siswa mampu meyakini dan menerapkannya dalam kehidupan.
Persoalan bangsa ini hanya
masalah akhlak sebenarnya, pendidikan di Indonesia kebanyakan hanya berkisar
pada pengetahuan kognitif saja (pintar Matematika, IPA, Bahasa Inggris)
sedangkan akhlaknya tidak begitu diperhatikan. Memang ada yang memperhatikan
tetapi hanya sedikit.
Kemudian dalam kesempatan
lain; beliau juga mengemukakan; salah satu ketidak berhasilan pendidikan,
karena tujuan yang tidak jelas. Tujuan utama dalam pendidikan agar lebih
diarahkan kepada pembentukan akhlak mulia. Apapun materi dan pembelajarannya penanaman akhlak
hendaknya menjadi nomor satu. Aqidah yang mengakar menjadi pondasi dan akhlak
yang mendasar menjadi prestasi.
Dengan anggapan tersebut
penulis berkeyakinan, pembelajaran aqidah akhlak, harus diatur
sedemikian rupa untuk dapat menghasilkan produk yang baik. Produk yang baik
bukan hanya secara pengatahuan saja akan tetapi secara aplikasi dilapangan juga
baik.
Untuk menumbuhkan keyakinan
pada setiap siswa, semestinya harus didahului dengan pengetahuan siswa tentang
materi yang akan diajarkan. Pertanyaannya adalah, bagaimana siswa yakin akan
sesuatu kalau mereka tidak mengetahui tentang sesuatu itu? Dasar pengetahuan
inilah yang mesti dipupuk pada benak dan diri siswa, agar tumbuh kesadaran
betapa pentingnya keyakinan kepada Allah sebagai Tuhannya. Keasadaran itu akan
berimbas pada keteraturan hidup secara individual maupun kelompok. Dengan kata
lain keyakinan – melalui akidah – seseorang dapat dibimbing kearah pembentukan akhlaq
al-karimah dalam menjalankan roda kehidupan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang
dibahas di sini adalah:
1.
Dasar Landasan Materi
Pendidikan Akidah Akhlaq
2.
Metode dalam Menyampaikan
Materi Pendidikan Akidah Akhlaq
3.
Signifikansi Pembelajaran
Materi Pendidikan Akidah Akhlaq
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar Landasan Materi Pendidikan Akidah Akhlaq
Dasar aqidah akhlak adalah
ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu
Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam
yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama
adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW,
Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya
melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut
dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman Allah, maka
kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat
15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan
banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari
Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki
orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan
kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke
jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak yang kedua
bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an
lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah
SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan
dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
B. Metode Dalam
Menyampaikan Materi Pendidikan Akidah Akhlaq
Metode
adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu. Dalam proses
pendidikan, metode adalah suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran
tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami,
mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran.
Aqidah
akhlak terdiri dari dua kata yaitu Aqidah dan Akhlak. Aqidah artinya ikatan
hati “bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaan dengan suatu
kepercayaan yang tidak dapat ditukar dengan kepercayaan lain sehingga aiqdah
juga dikenal dengan iman”. Sedangkan akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bila diperlukan
tanpa memerlukan penilaian atau pertimbangan terlebih dahulu tidak memerlukan
dorongan dari luar.
1.
Metode Latihan (Drilling Method)
Metode drill atau disebut latihan adalah suatu
metode mengajar dimana siswa langsung diajak menuju ketempat latihan
keterampilan/ eksperimental, seperti untuk melihat bagaimana cara membuat
sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb.
Kelebihan Metode Latihan
a. Peserta didik memperoleh
kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan
alat-alat.
b. Peserta didik memperoleh
kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan,
pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan
dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
d. Peserta didik memperoleh
ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang
dipelajarinya.
e. Dapat menimbulkan rasa
percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memiliki
suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
f. Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin
dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan
perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
Kelemahan Metode Latihan
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal.
Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara
hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan
dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan
sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak
secara otomatis.
d. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta
didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
guru.
Langkah-langkah Metode Latihan
a. Harus diusahakn latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik
b. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian peserta
didik
c.
Agar anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu diberikan
pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.
2.
Metode Proyek (Project Method)
Kata proyek berasal
dari bahasa latin, yaitu proyektum yang berarti maksud tujuan,
rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan berarti : merancang, merencanakan
dengan maksud dan tujuan tertentu. Mempunyai perencanaan yang baik (planning)
di dalam kegiatan-kegiatan tahunan dan sebagainya.
Dengan kata lain,
metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar
kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih,
merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar
berencana di dalam tugas-tugasnya.
Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.
Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.
Kelebihan Metode Proyek
a. Dengan pengajaran proyek,
dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, dimana masing-masing belajar dan
bekerja sendiri
b. Melalui metode proyek
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa yang telah
dipelajari
c. Melalui metode proyek
memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-masing individu
siswa
d. Dapat menumbuhkan sikap
sosial dan bekerja sama yang baik
e. Dapat membentuk siswa
dinamis dan ilmiah dalam berbuat/berkarya.
Kelemahan Metode Proyek
a.
Memerlukan perencanaan yang matang
b. Bila proyek diberikan
terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswa
c. Organisasi bahan pelajaran,
perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan kehlian khusus
dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
d. Harus dapat memilih topic
unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki
sumber-sumber belajar yangdiperlukan.
e. Bahan pelajaran sering
menjadi luas sehingga dapat menaguburkan pokok unit yang dibahas
Langkah-langkah Metode Proyek
Langkah-langkah metode
proyek menurut Dr. Zakiah Darojat adalah sebagai berikut:
a.
Merealisasi adanya masalah
b.
Menyusun hipotesis
c.
Mengumpulkan data dan informasi
d.
Menyimpulkan
3.
Metode Cerita (Narative Method)
Dalam metode bercerita baik guru maupun siswa
dapat berperan sebagai orang yang menyampaikan materi tersebut. Dengan cara
guru bisa memberi tugas kepada salah seorang siswa atau lebih untuk
menceritakan suatau peristiwa atau topik dalam materi yang dipelajari.
Kelebihan Metode Cerita
a. Dapat mengasah daya
imajinasi dan daya pikir siswa
b. Media efektif untuk
menanamkan berbagai nilai dan etika seta mennumbuhkan rasa simpati siswa
c. Menumbuhkan mint abaca pada
peserta didik
d. Dapat memperbanyak kosa kata
Kelemahan Metode Cerita
a. Sangat memerlukan daya rangsangan imajinasi atau menyajikan secara
menarik
b.
Banyak dongeng yang mengandung kisah teladan yang buruk
c.
Muatan-muatan pada cerita harus dipertimbbangkan dengan kondisi
ppsikologis, jangan sampai terjadi kesalahpahaman dari cerita tersebut
4.
Metode Praktik (Practicing Method)
Metode ini
sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktek. Menurut Prof.
Kukuh Fackhurrohman dimaksudkaan supaya mendidik dengan memberikan materi
pendidikan baik menggunakan alat atau benda seperti diperagakan, dengan harapan
anak didik akan menjadi lebih mudah dan jelas sekaligus dapat mempraktikkan
materi yang dimaksudkan.. Metode ini adalah bentuk metode praktek yang
sifatnnya untuk mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental
maupun fisik/teknis).
Kelebihan Metode Praktik
a. Siswa memperoleh ketrampilan
langsung atau praktis.
b. Siswa merasa tidak
dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran
gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman
c. Pengajaran dapat dinamis
(hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan
percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
Kelemahan Metode Praktik
a. Memerlukan guru yang
betul-betul mahir dan aktif dalam bidangnya
b. Pada tingkat-tingkat dasar
(awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan bahasa
anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak
menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid
c. Pada umumnya kemampuan
aplikatif anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru
disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam
satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela
mengajar.
d. Kekurangan media peraga
sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan
metode ini
5.
Metode Suri Tauladan (Good Example
Method)
Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan
menubuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau menngikutinya, karena
memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan, perbuatan, dan contoh tingkah
laku yang baik dalam hal apapun maka hal itu merupakan suatu amaliah yang
paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam
kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari. Metode ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap besar
pengaruhnya. Hal ini sudah dibuktikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai hasilnya
apapun yang diajarkan dapat diterima dengan segera dari dalam keluarga dan oleh
masyarakat pengikutnya karena ucapannya menembus ke hati mereka.
6.
Metode Kerjasama (Cooperation Method)
Menurut Prof. Kukuh Faturrohman (2007 : 64) metode
kerjasama adalah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara
individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan
problema yang dihadapai dan menggarap berbagai program yang bersifat
prospektif, guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.
7.
Metode Kerja Kelompok (Cup Cluster
Method)
Metode kerja kelompok
atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam
satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi
atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan
materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok
atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara
bersama-sama dan bergotong-royong.
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa
siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok baik kelompok yang
kecil maupun kelompok yang besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas
prinsip untuk mencapai tujuan bersama.
Kelebihan Metode Kerja
Kelompok
a. Dapat memupuk rasa
kerjasama.
b. Suatu tugas yang luas dapat
segera diselesaikan.
c. Adanya persaingan yang
sehat.
Kelemahan Metode Kerja
Kelompok
a. Adanya sifat-sifat pribadi
yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan
selalu tergantung kepada orang lain.
b. Bila kecakapan tiap anggota
tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh
seseorang.
- Signifikansi Pembelajaran Materi Pendidikan Agidah Akhlaq
Kita sudah
memasuki tahun Milenium. Tantangan
yang dihadapi tidak sedikit. Kita bukan lagi dalam alam kehidupan tradisional
dan kehidupan industri, tetapi kita hidup dalam alam kehidupan komunikasi dan
informasi. Transparasi kehidupan yang global seolah – olah mengisyaratkan bahwa
dunia ini makin megecil bagaikan “desa dunia” nyaris tanpa batas. Disebabkan
derasnya arus komunikasi dan informasi yang menyebar ke dalam denyut nadi kehidupan
umat manusia.
Dari arus komunikasi dan informasi tanpa batas
tersebut maka sudah tidak dapat dihindarkan lagi dampak negatif yang
ditimbulkan, seperti halnya anak – anak pelajar pada saat ini sudah banyak yang
menjadi pecandu narkoba. Di Indonesia setiap tahun Rp 288 triliun terbuang
percuma untuk menikmati narkoba. Contoh lain yang banyak di tiru anak-anak
remaja usia pelajar Madrasah Tsanawiyah adalah cara berpakaian ketika waktu
sekolah, yang kurang disiplin, baju jarang dimasukan, itu semua dilakukan
karena seringnya anak didik menonton tayangan filem atau sinetron – sinetron
tentang pelajar yang sudah tidak memperhatikan etika – etika ketimuran.
Sebenarnya masih banyak lagi masalah – masalah yang
menimbulkan kenakalan remaja diantaranya adalah tawuran antar pelajar yang
semua itu terjadi dikarenkan pengaruh dari minum – minuman keras, pada saat ini
kalau kita lihat ketika ada suatu pesta atau pentas seni, pasti tidak
ketinggalan dengan huru-hara anak muda yang semuanya itu masih duduk di dalam bangku
sekolah.
Keadaan umat Islam di Indonesia secara kuantitas
sangat memprihatinkan, karena adanya penurunan persentase dari 90% menjadi 87%.
Hal ini mengisyaratkan bahwa Aqidah Akhlak sangat penting dalam upaya
mempersiapkan generasi penerus yang beriman. Anak adalah individu yang memiliki
jiwa yang penuh gejolak dan lingkungan sosial yang ditandai dengan perubahan
sosial yang cepat, yang mengakibatkan kesimpang siuran norma serta dalam proses
identifikasi diri atau mencari jati dirinya. Dalam kondisi jiwa yang labil pada
usia anak – anak, maka agama termasuk didalamnya aqidah dan akhlak memilki
tuntunan dan peran yang sangat penting.
Dari beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh
pengaruh era globalisasi tersebut, maka tugas pendidiklah yang harus berperan
aktif untuk mengatasi permasalahan – permasalah yang akan menyebabkan bangsa
kita menjadi bangsa yang tidak bermoral dan menjadi cemoohan bangsa lain,
melalui lembaga – lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan islam dimana
didalamnya terdapat pendidikan akhlakul karimah.
Adapun salah satu misi pendidikan nasional adalah
meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai
berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global.
Oleh sebab itu fungsi dari lembaga pendidikan adalah
mencetak siswa – siswi yang mempunyai akhlakul karimah sesuai dengan misi
pendidikan nasional. Dengan ditunjang materi aqidah akhlak yang mengandung
nilai – nilai aqidah dan akhlak sehingga bisa memajukan pendidkan indonesia, Karena pada saat ini kemerosotan
moral bangsa indonesia dan
tingkat korupsi yang semakin tinggi itu disebabkan karena akhlak bangsa indonesia
dari hari kehari semakin merosot.
Arah pembangunan nasional Indonesia
adalah merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia.
Pembangunan tersebut tidak hanya terfokus pada pembangunan yang bersifat fisik
saja, tetapi yang tidak boleh dilupakan adalah juga pembangunan psikologis
manusianya.
Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata
pelajaran yang terbentuk dari manifestasi pembangunan batiniah yang berhubungan
dengan moral, akhidah maupun ibadah. Mata pelajaran ini dipandang sebagai salah
satu mata pelajaran yang baik untuk menyebarkan, mengenalkan, menanamkan dan
mendalami nilai-nilai religius, terutama mereka yang beragama Islam.
Perilaku umat islam pada saat ini merupakan hasil dari
pembentukan perilaku yang bersumber dari pembelajaran aqidah akhlak. Karena
didalam mata pelajaran aqidah akhlak terdapat beberapa muatan tentang aklak,
yaitu tentang membiasakan berperilaku dengan sifat –sifat terpuji, membiasakan
menghindari sifat – sifat tercela dan bagaimana cara bertatakarama yang baik.
Dari keterangan di atas menununjukan bahwa pembelajaran aqidah akhlak mempunyai
peranan penting dalam mewujudkan perilaku anak didik dalam bergaul disekolah
maupun dilingkungan masyarakat. Salah satu contoh bagai mana sikap seorang
siswa kepada bapak/ibu guru ketika berpapasan dijalan, pasti ketika siswa sudah
diajari dengan sifat – sifat terpuji kepada seorang guru pasti siswa akan
mempraktikan apa yang ia dapat dari pelajaran aqidah akhlak tersebut, tetapi
anak didik yang tidak dibekali dengan akhlak-akhlak terpuji kepada seorang guru
maka ia tidak akan mengetahui bagaimana cara menghormati seorang guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak
merupakan puncak dari kemanusiaan, inti pengutusan kenabian, serta cerminan
bagi ketuhanan. Karenanya, siapa yang berhasil mencapai kesempurnaan akhlak
maka ia memasuki tahap manifestasi asma dan sifat Tuhan, dimana seluruh organ
tubuhnya menjadi alat bagi Tuhan untuk menebarkan rahmat pada semesta ciptaan.
Sebab itu, pendidikan akhlak mesti dikukuhkan sebagai pendidikan puncak dari
manusia.
1.
Pengertian metode latihan, metode proyek, metode
cerita, metode praktik, metode suri tauladan, metode kerjasama, metode kerja
kelompok.
a. Metode drill atau
disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung diajak
menuju ketempat latihan keterampilan/ eksperimental, seperti untuk melihat
bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa
dibuat, apa manfaatnya, dsb.
b. Metode proyek yaitu cara
mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta
pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya.
c. Metode cerita atau metode
kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan
menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal, yang
menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang
sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja.
d. Menurut Prof. Kukuh
Fackhurrohman metode praktik dimaksudkaan supaya pendidik mendidik dengan
memberikan materi pendidikan yang baik dengan menggunakan alat atau benda
seperti diperagakan, dengan harapan anak didik akan menjadi lebih mudah dan
jelas sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksudkan.
e. Menurut Prof. Pupuh
Faturrohman metode suri tauladan dapat diartikan sebagai “keteladanan yang
baik”. Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan menubuhkan hasrat bagi
orang lain untuk meniru atau mengikutinya.
f.
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung
pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan
(kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub
kelompok).
2.
Metode yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran akidah akhlak Madrasah Aliyah
a. Materi Memahami
prinsip-prinsip dan metode peningkatan kualitas ibadah menggunakan metode
ceramah, singkronik analitik, empiris, dan suri tauladan.
b. Materi Memahami tauhid
menggunakan metode ceramah, suri tauladan, empiris, dan praktik.
c. Materi Memahami syirik dalam
islam menggunakan metode ceramah, proyek, praktik, deduktif.
d. Materi Memahami masalah
akhlak menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, suri tauladan, dan praktik.
e. Materi Meningkatkan keimanan
kepada Allah melalui sifat-sifatnya dalam asmaul husna menggunakan metode
ceramah, praktik, cerita, suri tauladan.
f.
Materi Membiasakan perilaku terpuji menggunakan metode ceramah, proyek,
cerita, Tanya jawab, praktik, dan diskusi.
g. Materi Menghidari perilaku
tercela menggunakan metode Ceramah,
cerita, Tanya jawab, praktik dan empiris.
DAFTAR
PUSTAKA
Ya'qub, Hamzah. 1996. Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya
Azra, Azyumardi.
1998. Esei-esei Intelektual Muslim Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu
Tafsir, Ahmad. 2003. Metodologi
Pengajaran Agama Islam. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya
Zakiah Daradjat,
Zakiat. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara
Ilyas, Yunahar. 2002. Kuliah
Akhlaq. Yogyakarta : Lppi.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi
Belajar Mengajar Dan Micro Teaching. Jakarta : Quantum Teaching
Minggu, 01 Desember 2013
Teka-Teki
Debur ombak mengabarkan
"bahwa kau mencintaiku"
Q bertanya benarkah itu?
Batu karang berkata
"bahwa itu benar adanya"
Badai datang menyergap
"jangan ambil milikku"
Angin datang menyapa
"Dia mencintaimu tapi sebaiknya jangan terlalu berharap padanya"
Q bertanya mengapa?
"dia belum tau kemana kan berpijak"
"dia masih ragu untuk siapa"
Green ring...Diam membisu.....
Salahkah aku...
jika mencintaimu
Salahkah aku...
jika berharap padamu
Salahkah aku...
jika terus menunggu
Maafkan aku...
telah mencintaimu
semakin ku coba menghindarimu
semakin ku mencoba menghentikan rasa
semakin ku tak bisa...
aku tak bisa...
tak bisa...
Kini..
Q yang dikurung belenggu
Q tak tau benarkah kau untukku
Q tak tau kapankah kau pastikan pijakanmu
yang ku tau aku mencintaimu
Jangan pernah bertanya mengapa???
Q tak tau jawabnya...
***"Green Ring"***
"bahwa kau mencintaiku"
Q bertanya benarkah itu?
Batu karang berkata
"bahwa itu benar adanya"
Badai datang menyergap
"jangan ambil milikku"
Angin datang menyapa
"Dia mencintaimu tapi sebaiknya jangan terlalu berharap padanya"
Q bertanya mengapa?
"dia belum tau kemana kan berpijak"
"dia masih ragu untuk siapa"
Green ring...Diam membisu.....
Salahkah aku...
jika mencintaimu
Salahkah aku...
jika berharap padamu
Salahkah aku...
jika terus menunggu
Maafkan aku...
telah mencintaimu
semakin ku coba menghindarimu
semakin ku mencoba menghentikan rasa
semakin ku tak bisa...
aku tak bisa...
tak bisa...
Kini..
Q yang dikurung belenggu
Q tak tau benarkah kau untukku
Q tak tau kapankah kau pastikan pijakanmu
yang ku tau aku mencintaimu
Jangan pernah bertanya mengapa???
Q tak tau jawabnya...
***"Green Ring"***
Minggu, 10 November 2013
Si Karang Rapuh
aku tak lebih dari sekedar karang rapuh
yang kan terkikis karena hantaman gelombang
inilah diriku
yang hanya mampu berharap
suatu hari kan singgah ke sebuah armada
sang nahkoda penuh suka cita mengikatkan
tali temalinya padaku
mempercayakan muatannya tuk ku jaga
agar tak hanyut terseret olah ombak
inilah si karang rapuh
yang tak mampu menahan ganasnya
gempuran badai laut biru
tetapi jika nahkoda percaya padaku
si karang rapuh
akan ku siapkan segala daya upaya
untuk menjaganya
karena ku tak mau ia kecewa
ku tak ingin ia salah memilihku
sebagai tambatan armadanya
meski ku hanya
si karang rapuh
yang mudah gores dan terluka
***"Green Ring"***
yang kan terkikis karena hantaman gelombang
inilah diriku
yang hanya mampu berharap
suatu hari kan singgah ke sebuah armada
sang nahkoda penuh suka cita mengikatkan
tali temalinya padaku
mempercayakan muatannya tuk ku jaga
agar tak hanyut terseret olah ombak
inilah si karang rapuh
yang tak mampu menahan ganasnya
gempuran badai laut biru
tetapi jika nahkoda percaya padaku
si karang rapuh
akan ku siapkan segala daya upaya
untuk menjaganya
karena ku tak mau ia kecewa
ku tak ingin ia salah memilihku
sebagai tambatan armadanya
meski ku hanya
si karang rapuh
yang mudah gores dan terluka
***"Green Ring"***
Bimbingan Konseling
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan mensyaratkan perkembangan kemampuan
siswa secara Optimal, dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung
jawab dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Sebagai individu, siswa
memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi,
tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan
mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan
lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah.
Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar
dapat berindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.
Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan
pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai
profesional guru memegang peran penting dalam membantu murid mengembangkan
seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang
dibahas di sini adalah:
1.
Pengertiam
Bimbingan dan Konseling
2. Peran Bimbingan dan Konseling
Dalam Pendidikan di Sekolah
3. Tujuan Bimbingan di Sekolah
4. Peranan Bimbingan dan
Konseling dalam Pembelajaran
5. Landasan Bimbingan dan
Konseling
6. Prinsip-prinsip Operasional
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
7. Asas-asas Bimbingan dan
Konseling
8. Orientasi Layanan Bimbingan
dan Konseling
9. Peranan Guru dalam Bimbingan
dan Konseling
10. Program Bimbingan di Sekolah
11. Variasi Program Bimbingan
Menurut Jenjang Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertiam Bimbingan dan Konseling
Beberapa
pengertian bimbingan diantaranya:
- Jones: guidance
is the help given by one person to another in making choice and justment and in
solving problems. Pengertian ini mengandung maksud bahwa pembimbing hanya
bertugas membantu agar individu mampu membantu dirinya sendiri dan keputusan
terakhir tergantung pada individu yang bersangkutan.
- Rochman
Natawidjaja: bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan. Supaya individu dapat memahami dirinya dan
dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat.
- Bimo
Walgito: bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di
dalam kehidupannya agar dapat menyesuaikan kesejahteraan hidupnya.
Dari definisi
di atas disimpulkan bahwa bimbingan merupakan (a) proses yang
berkesinambungan, (b) proses membantu individu, (c) bertujuan agar individu
dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya
dan (d) tujuan utamanya agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan
lingkungannya.
Istilah
konseling sering diartikan sebagai penyuluhan, walaupun sebenarnya kurang
tepat. Untuk menekankan kekhususannya digunakan istilah bimbingan dan
konseling. Kegiatan-kegiatan konseling mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Pada umumnya dilaksanakan secara individual
2. Pada umumnya dilaksanakan dalam suatu perjumpaan tatap muka
3. Dibutuhkan orang yang ahli
4. Tujuan diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.
5. Klien pada akhirnya mampu memecahkan masalah dengan kemampuannya
sendiri.
B.
Peran Bimbingan
dan Konseling Dalam Pendidikan di Sekolah
Tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang seutuhnya. Bimbingan dan
konseling secara tidak langsung menunjang tujuan pendidikan dengan menangani
masalah dan memberikan layanan secara khusus pada siswa, agar siswa dapat
mengembangkan dirinya secara penuh.
Kehadiran koselor sekolah membantu guru dalam memperluas pandangan guru
tentang masalah afektif yang erta kaitannya dengan profesi guru, seperti
keadaan emosional yang mempengaruhi proses belajar-mengajar, mengembangkan
sikap positif dan menangani masalah yang ditemui guru dalam pelaksanaan
tugasnya.
Konselor dan guru merupakan suatu tim yang saling menunjang demi
terciptanya pembelajaran yang efektif. Kegiatan bimbingan dan konseling dengan
demikian tidak bisa dilepaskan dari kegiatan sekolah.
C.
Tujuan Bimbingan
di Sekolah
Tujuan bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam :
1) mengatasi kesulitan belajar, 2) mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada
saat kegiatan belajar maupun dalam hubungan sosial, 3) mengatasi kesulitan yang
berhubungan dengan kesehatan jasmani, 4) hal yang berkaitan dengan kelanjutan
studi, 5) kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan
dan 6) mengatasi kesulitan masalah sosial-emosional yang berasal dari murid
berkaitan dengan lingkunga sekolah, keluarga dan lingkungan yang lebih luas.
Dalam bahasa lain Downing mengemukakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah
sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri yaitu membantu siswa agar dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologis, merealisasikan keinginan serta
mengembangkan kemampuan dan potensinya.
D.
Peranan Bimbingan
dan Konseling dalam Pembelajaran
Salah satu problem yang dihadapi siswa di sekolah adalah kesulitan
belajar. Ciri yang tampak seperti nilai jelek, hasil tidak sesuai dengan usaha,
sikap yang kurang baik; menentang, berdusta dan tingkah laku lain seperti
membolos.
Siswa kadang tidak mengetahui bahwa ia bermasalah. Dalam keadaan seperti
ini hal yang diperlukan siswa yaitu 1) bimbingan belajar. 2) bimbingan sosial
dan 3) bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi.
1. Bimbingan belajar
Bimbingan
belajar bertujuan mengatasi masalah kegiatan belajar di dalam atau luar
sekolah; meliputi bimbingan cara belajar (kelompok atau individual),
merencanakan waktu dan kegiatan belajar, kesulitan dalam mata pelajaran
tertentu, dan hal yang berkaitan dengan cara, proses, prosedur dalam belajar.
2. Bimbingan social
Tujuan
bimbingan sosial yang agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan
kelompok, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut Abu
Ahmadi bimbingan sosial dimaksudkan untuk memperoleh kelompok belajar dan
bermain, persahabatan dan kelompok sosial yang sesuai dan yang akan membantu
dalam menyelesaikan masalah tertentu.
3. Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi
Beberapa
masalah pribadi menimbulkan konflik, misalnya antara intelektual dan emosi,
bakat dan aspirasi lingkungan, antar kehendak, antar situasi. Menurut Downing,
layanan bimbingan pribadi bermanfaat terutama dalam membantu menciptakan
hubungan sosial yang menyenangkan, menstimulasi siswa meningkatkan partisipasi,
mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, meninggalkan motivasi belajar
dan menstimulasi tumbuhnya minat bakatnya.
E.
Landasan
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan di
sekolah mengikuti prinsip atau landasan yang akan menentukan pendekatan dalam
membantu klien, yaitu:
·
Memperhatikan perkembangan siswa
sebagi individu mandiri yang berpotensi
·
Bimbingan berkisar pada dunia
subjektif individu
·
Bimbingan dilaksanakan atas
kesepakatan dua pihak
·
Bimbingan berlandaskan pengakuan
atas hak asasi
·
Bimbingan bersifat ilmiah dengan
mengintegrasikan ilmu-ilmu psikologis
·
Pelayan untuk semua siswa, tidak
hanya yang bermalah saja
·
Bimbingan merupakan proses, terus
menerus, berkesinambungan dan mengikuti tahapan perkembangan anak.
F.
Prinsip-prinsip
Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Prinsip ini mengatur landasan teoritis pelaksanaan layanan bimbingan
konseling. Terdapat empat prinsip yaitu prinsip umum, prinsip yang berhubungan
dengan individu yang dibimbing. Individu pembimbing dan prinsip yang berkaitan
dengan organisasi dan administrasi bimbingan.
Prinsip umum antara lain mengatur tentang pengkajian masa lalu sebagai
pembentuk aspek kepribadian, pemahaman atas perbedaan karakter tiap individu,
bantuan diberikan agar individu mampu mandiri, bimbingan harus disesuaikan
dengan program pendidikan, bimbingan dipimpin orang yang profesional dan terhadap
program bimbingan harus selalu diadakan penilaian antara pelaksanaan dan
rencana yang dirumuskan.
Prinsip yang berkaitan dengan individu yang dibimbing: bimbingan haruslah
ditujukan pada seluruh siswa, ada kriteria prioritas layanan. Bimbingan harus
berpusat pada siswa, haruslah dapat memenuhi kebutuhan tiap individu yang
beragam. Keputusan terakhir haruslah pada klien dan klien berangsung-angsur
harus mampu untuk mandiri.
Prinsip bagi pembimbing meliputi kualifikasi yang memadai, kesempatan
mengembangkan diri lewat berbagai pelatihan. Pembimbing perlu memanfaatkan
semua sumber, berbagai metode dan teknik bimbingan bagi efektivitas pemberian
bantuan pada siswa. Konselor harus menjaga asas kerahasiaan klien.
Prinsip dalam organisasi dan administrasi bimbingan meliputi prinsip
kesinambungan, ada kartu pribadi bagi setiap siswa, bimbingan harus disesuikan
dengan kebutuhan sekolah. Ada
pembagian waktu yang baik, berbagai metode bimbingan baik individual dan
kelompok. Sekolah perlu bekerja sama dengan lembaga lain diluar sekolah dan
kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelakasanaan bimbingan.
G.
Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
Asas adalah
segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Menurut
Prayitno ada beberapa asas yang harus diperhatikan:
1.
Asas kerahasiaan
Asas ini
merupakan asas kunci, karena klien mampu mengungkap masalahnya pada orang yang
dipercaya klien. Dengan adanya keterbukan masalah akan dapat diselesaikan
dengan baik.
2.
Asas keterbukaan
Asas ini
didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan konselor perlu suasana keterbukaan
untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran dan keinginan yang berkaitan dengan
permasalahan yang ingin diselesaikan.
3.
Asas kesukarelaan
Asas ini
lebih terkait dengan pribadi konselor. Konselor perlu memiliki sikap sukarela
dalam membantu menyelesaikan permasalahan klien. Dengan sikap sukarela dari
konselor klien akan dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi atas
permasalahannya.
4.
Asas kekinian
Fokus
pemecahan permasalahan klien adalah pada masa saat ini. Apa yang saat ini
dirasakan dan menjadi permasalahan klien adalah hal yang perlu diselesaikan
dalam pertemuan konseling.
5.
Asas kegiatan
Konseling
dapat berlangsung baik apabila klien mau melaksanakan tugas yang diberikan.
Konselor hendaknya mampu memotivasi klien melakukan kegiatan yang disarankan
dalam sesi konseling demi tujuan penyelesaian masalah klien.
6.
Asas kedinamisan
Dinamis
merupakan perubahan menuju pada kemajuan yang terjadi pada klien. Konselor hrus
memberikan layanan yang sesuai dengan sifat keunikan tiap individu demi
perubahan ke arah perkembangan pribadi yang lebih baik.
7.
Asas keterpaduan
Dalam
pemberian layanan, konselor perlu memperhatikan aspek kepribadian klien yang
diarahkan untuk mencapai keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini
berkaitan dengan aspek klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses
layanan.
8.
Asas kenormatifan
Usaha layanan
tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak terjadi
penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran
atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
9.
Asas keahlian
Proses
konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang profesional
yang menntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan konseling.
10. Asas alih tangan
Asas ini
bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan yang tidak tepat. Bila
permasalahan klien perlu penanganan dari ahli yang lain maka pengalihtanganan
kepada pihak yang lebih ahli perlu dilaksanakan.
11. Asas tut wuri handayani
Makna layanan
bimbingan dan konseling tidak hanya berkaitan dengan permasalahan saat tertentu
melainkan makna tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang akan datang.
H.
Orientasi Layanan
Bimbingan dan Konseling
Layanan
bimbingan dan konseling berorientasi pada perkembangan individu. Berdasarkan
atas hal tersebut, layanan bimbingan konseling disekolah akan menekankan pada
1) orientasi individual, 2) orientasi perkembangan siswa dan 3) orientasi
permasalahan yang dihadapi.
1.
Orientasi individual
Tiap individu
berbeda, didasarkan atas latar belakang pengalaman dan sifat kepribadian yang
dimiliki. Hal ini harus menjadi perhatian yang besar dalam memberikan konseling
karena perbedaan dasar ini akan mempengaruhi cara konseling dan cara
menganalisis masalah.
2.
Orientasi perkembangan siswa
Tiap individu
dalam tahapan usia tertentu memiliki tugas perkembangan. Pencapaian tugas
perkembangan merupakan tolak ukur dalam mendeteksi permasalahan klien. Bertolak
dari hal ini konselor dapat mendiagnosis sumber timbulnya permasalahan klien
agar pemecahan masalah berlangsung dengan efektif dan efisien.
3.
Orientasi permasalahan yang
dihadapi
Proses
konseling harus berfokus pada permasalahan yang saat ini dihadapi klien. Hal
ini berkaitan dengan asas kekinian. Konselor harus arif dan bijaksana
menanggapi klien dan mengarahkan situasi pada arah sasaran yang dituju untuk
memecahkan masalah klien.
I.
Peranan Guru
dalam Bimbingan dan Konseling
1.
Perkembangan pendidikan
Perkembangan
pendidikan akan selalu terkait dengan perkembangan lingkungna secara umum.
Salah satu ciri perkembangan pendidikan adalah perubahan dalam berbagai
komponen sistem pendidikan seperti kurikulum, strategi belajar-mengajar, alat
bantu mengajar dan sebagainya. Perkembangannya ini akan mempengaruhi kehidupan
siswa baik dalam bidang akademik. Sosial maupun pribadi. Dengan demikian siswa
diharapkan mampu melakukan penyesuaian diri untuk mencapai sukses yang berarti
dalam keseluruhan proses belajarnya.
Proses
penyesuaian diri para siswa memerlukan bantuan yang sistematis melalui
pelayanan bimbingan dan konseling bagi para siswa. Yang pada hakikatnya
merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan pendidikan.
2.
Peranan guru
Tugas dan
tanggung jawab pendidik yang paling utama ialah mendidik siswa untuk mencapai
kedewasaan. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik guru perlu memahami
segala aspek pribadi anak didik. Guru hendaknya mengenal dan memahami tingkat
perkembangna anak didik, hal yang terkait dengan motovasi, kecakapan, kesehatan
mental dan sebagainya.
Tiga hal
pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dilihat dari segi
pendidikan. Pertama, dilihat dari hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar
dalam mengembangkan kepribadian. Proses pendidikan menuntut adanya pendekatan
yang lebih luas dari sekedar pengajaran, yaitu pendekatan senantiasa berkembang
secara dinamis, dengan demikian siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan
dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan. Ketiga, guru tudak hanya
sebagai pengajar namun juga sebagai pendidik. Guru seyogyanya dapat menggunakan
pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya melalui layanan bimbingan.
Salah satu
tugas guru yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu guru perlu mengenai dan
memahami dirinya sendiri. Guru harus punya informasi yang cukup untuk dirinya
sehubungan dengan peranannya, pekerjaannya, kebutuhan dan motivasinya,
kesehatan mentalnya dan tingkat kecakapan mental yang harus dimilikinya.
Dilihat dari
segi dirinya, seorang guru harus berperan sebagai:
a.
Petugas social
Dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat, guru senantiasa merupakan petugas yang dapat
dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
b.
Pelajar dan ilmuan
Guru harus
senantiasa belajar untuk mengikuti pengetahuan dan menjadi spesialis sesuai
dengan bidang yang dikuasainya.
c.
Orang tua
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga. Dalam arti luas sekolah
merupakan keluarga dan guru sebagai orang tua bagi siswa-siswanya
d.
Pemberi keteladanan
Guru
senantiasa menjadi teladan bagi siswa dan menjadi ukuran bagi norma tingkah
laku.
e.
Pemberi keamanan
Guru
senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswanya, menjadi tempat berlindung bagi
siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
Ditinjau dari
aspek psikologi, guru dapat dipandang sebagai:
Guru sebagai
petugas psikologi pendidikan yang melaksanakan tugasnya atas dasar
prinsip-prinsip psikologi.
b.
Seniman
Guru diharap
mampu membuat hubungan antara manusia untuk tujuan tertentu dengan menggunakan
teknik tertentu khususnya dalam kegiatan pendidikan.
c.
Pembentuk kelompok
Guru berperan
sebagai pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.
d.
Catalytic agent
Guru sebagai
orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan
e.
Petugas kesehatan mental
Guru
bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya bagi siswanya.
f.
Guru Sebagai Direktur Belajar
Proses
belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas daripada pengertian mengajar.
Dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya suatu kesatuan aktivitas yang tak
terpisahkan dan interaksi antara guru dan siswa. Dalam hal ini akan terjadi
proses perubahan tingkah laku.
Dalam peranannya sebagai direktur belajar, guru hendaknya senantiasa
berusaha untuk menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi anak untuk
belajar. Pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar tidak
hanya melalui pendekatan instruksional tetapi juga dengan pendekatan pribadi.
Melalui pendekatan pribadi diharapkan guru dapat mengenal dan memahami siswa
secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses
belajarnya.
Sebagai direktur belajar guru sekaligus berperang sebagai pembimbing.
Sebagai pembimbing dalam belajar, guru diharuskan mampu untuk:
a. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu dan kelompok
b. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar
c. Memberi kesempatan yang memadai agar tiap siswa dapat belajar sesuai
dengan karakteristik pribadinya.
d. Membantu siswa dalam menghadapi masalah pribadinya
e. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
- Program Bimbingan di Sekolah
Program bibmbingan dan konseling perlu disusun dengan baik. Program
bimbingan berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian
layanan bimbingan dan konseling. Dijelaskan oleh Winkel bahwa program bimbingna
merupakan suatu rangkaian kegiatan terencana, terorganisasi dan terkoordinasi
selama periode waktu tertentu.
Program bimbingan menyangkut dua faktor yaitu 1) faktor pelaksana atau
orang yang akan memberikan bimbingan dan 2) faktor yang berkaitan dengan
perlengkapan. Metode, bentuk layanan dan sebagainya. Program bimbingan akan
memberikan arah yang jelas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien
dan efektif. Program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberi
banyak keuntungan seperti:
·
Menghemat waktu, usaha, biaya,
menghindari kesalahan da usaha coba-coba
·
Membuat siswa mendapat layanan
secara seimbang dan menyeluruh
·
Membuat setiap petugas mengetahui
dan memahami peran masing-masing
·
Memungkinkan para petugas
menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuan diri dan kepentingan
siswa yang dibimbing.
Miller
mengemukakan langkah-langkah penyusunan program bimbingan sebagai
berikut:
* Tahap
persiapan
Langkah ini
dilakukan dengan mengadakan survai untuk menginventarisasi tujuan, kemampuan
dan kebutuhan sekolah serta kesiapan dalam melakukan program bimbingan.
* Pertemuan
awal dengan para konselor
Tujuan
pertemuan ini ialah untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program
bimbingan serta merumuskan arah program yang akan disusun.
* Pembentukan
panitia
Panitia
bertugas merumuskan tujuan program, mempersiapkan bagan organisasi dan membuat
kerangka dasar program bimbingan.
* Pembentukan
panitia penyelenggara program
Panitia
bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan sistem
pencatatan dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut.
- Variasi Program Bimbingan Menurut Jenjang Pendidikan
Secara ideal program bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan
secara berkesinambungan mulia dari TK sehingga jenjang pendidikan tinggi. Hal
ini terkait dengan kebutuhan dan perkembangan anak untuk setiap jenjang
pendidikan berbeda. Dalam menentukan dan menyusun program bimbingan di tingkat
pendidikan tertentu, perlu memperhatikan rambu-rambu berikut:
·
Menyusun tujuan jenjang pendidikan
tertentu.
·
Menyusun tugas perkembangan dan
kebutuhan siswa pada tahap usia tertentu
·
Menyusun pola dasar sebagai
pedoman dalam memberikan layanan
·
Menentukan komponen bimbingan yang
diprioritaskan
·
Menentukan bentuk bimbingan yang
diutamakan
·
Menentukan tenaga bimbingan yang
dapat dimanfaatkan misalnya konselor, guru dan tenaga ahli lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Melihat dari pembahasan
mengenai pendidikan seumur hidup menurut pandagan islam, maka kami dapat
mengambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak
pernah selesai sampai kapanpun sepanjang kehidupan manusia didunia ini. Pendidikan
sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan
tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu
bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk
memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan bahwa
pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembagan manusia menuju kearah
cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan adalah
memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai.
B. Saran
Sagat diharapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan, kritik dan saranyang membangun sehingga dapat
menjadi refleksi untuk perbaikan pada pembuatan makalah yang selanjutnya
DAFTAR
PUSTAKA
Hasbullah, Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Mudyahardjo, Redja, Pengantar
Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001.
Sabri, Alisu, Ilmu
Pendidikan , Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999.
Abd. Halim Soebahar, Matriks
Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Marwah, 2009.
Abdullah Fajar, Peradapan
dan Pendidikan Islam, Jakarta:Rajawali press, 1996.
Langganan:
Postingan (Atom)